Pengidentifikasian Objek Material dan Objek Formal dalam karya Seni Rupa

        Seni merupakan sebuah karya yang dihasilkan oleh manusia yang lahir karena adanya ide atau gagasan serta perasaan dari manusia itu sendiri yang diungkap kan melalui suatu media sehingga menghasilkan karya seni yang memiliki nilai estetika dan mampu mengubah perasaan orang lain. 

        Seni tidak hanya berhubungan dengan estetika saja tetapi juga berhubungan dengan pemaknaan simbolik ataupun non simbolik dibalik suatu karya. Seni bisa terbentuk dan dibentuk daam berbagai media, misal tersusun dalam rangkaian kata, gerakan maupun dituangkan dalam perwujudan benda, seperti batik, lukisan, rumah, atau patung. 

        Dalam hal ini akan dilakukan metode penelitian dengan mengkaji bentuk, fungsi dan makna yang terdapat dalam objek seni rupa dengan menggunakan pendekatan estetika seni.

 

 

 

Percikan Rasa Nasionalisme dalam Lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro"

(Karya Raden Saleh pada 1857) 


 

  Objek Formal : Percikan Rasa Nasionalisme

        Raden Saleh adalah Seorang pelukis Indonesia asal Jawa yang mendapat gelar sebagai Perintis Seni Lukis Indonesia. Lukisannya merupakan perpaduan Romantisme yang sedang populer di Eropa saat itu dengan elemen-elemen yang menunjukkan latar belakang Jawa sang pelukis. Dengan aliran Romantisme nya tidak perlu diragukan lagi corak maupun bentuk lukisan yang dibuatnya yang memiliki nilai estetika tinggi sampai ia menjadi sosok pelukis yang tidak hanya terkenal di negara sendiri namun juga diakui oleh bangsa Eropa.

        Dalam lukisan Penangkapan Diponegoro karya Raden Saleh jelas menyiratkan keinginan beliau untuk mengangkat kembali martabat orang Jawa. Bahkan dalam lukisan itu tampak potret Raden Saleh sebagai seorang saksi sebuah perbuatan yang memalukan. Beliau menggambarkan keadaan dimana Pangeran Diponegoro dengan wajah tegas dan menahan amarahnya berdiri di hadapan Kolonial Belanda yang digambarkan dengan kepala yang sedikit besar agar tampak mengerikan. Untuk pengikutnya Raden Saleh menggambarkan mereka dengan mengenakan kain batik dan juga blankon.   Meskipun beliau lama tinggal serta menyerap Pendidikan Barat hingga bergaul dengan kalangan elite Hindia Belanda pada masa itu tidak menyurutkan rasa cinta dan nasionalisme nya terhadap negaranya sendiri. 

 

 



Filosofi Keserakahan di balik Lukisan "Berburu Celeng" (Karya Djoko Pekik pada 1988)


     

Objek Formal : Filosofi Keserakahan

        Djoko Pekik merupakan seorang maestro pelukis Indonesia yang sosoknya memegang teguh idealisme yang ditekuninya hingga masa tuanya. Beliau juga terkenal dengan keberaniannya pada masa orde baru hingga menuangkannya dalam karya lukis yang berjudul "Berburu Celeng" pada 1988. 

        Dalam lukisannya tersebut beliau menggambarkan objek celeng sebagai center of interest yang memiliki makna keserakahan, membabi buta, perusak, berbuat sesuka hatinya. Dan matinya celeng hanya dengan dipukuli atau diburu orang. Beliau juga mengatakan bahwa seorang raja atau pengusaha yang bersikap dzalim maka akhir hidupnya juga akan terhina seperti celeng. Di lukisan tersebut juga beliau menggambbarkan rakyat yang begitu gembira setelah menangkap celeng. Rakyat merayakannya dengan berbagai kesenian tradisional seperti phantomim, reog, dan lain-lain.

        Unsur warna dalam lukisan tersebut adalah warna hitam pada celeng warna coklat-htam pada dua lelaki busung lapar, warna hitam-putih-merah-coklat-biru pada kerumunan rakyat yang bahagia. Lukisan tersebut juga terdiri dari garis-garis kontur yang jelas pada setiap subjek.

Komentar